Image of B.J. Habibie: guru terbesar saya adalah otak saya

Text

B.J. Habibie: guru terbesar saya adalah otak saya



Habibie layak disebut “Orang yang Ditakdirkan.” Aspirasi dan tujuan hidupnya adalah sama dan harmonis dengan negeri yang dicintainya: Indonesia. Ia pulang di Tanah Air setelah lama merantau di negeri orang untuk menjadikan Indonesia sebagai negara berteknologi maju. Kemudian, rasionalitasnya membawa Habibie ke ranah politik, suatu fase yang tak pernah ia rencanakan. Meski tak berencana, ia mencapai puncak karier di bidang politik ketika menggantikan jabatan Presiden Soeharto. Ada rentetan peristiwa yang tidak mudah ia Ialui di detik-detik peralihan kekuasaan tersebut.
Dengan sikap optimistis dan rasional, ia menatap masa depan. Namun, Habibie bukan berarti tak pernah merasa terpuruk. Dalam beberapa hal ia merasa kesepian. Ia pernah dipandang sebelah mata oleh Soeharto. Ia pernah diremehkan oleh banyak pihak atas kemampuannya menjadi presiden. Ia sempat pula disingkirkan dari Golkar. Tetapi, kesendirian dan kesepian yang paling ia rasakan adalah saat Ainun, sang istri, meninggal dunia. Bagaimana kisah sebenarnya?


Ketersediaan

14003401926 Mar bTersedia
14003402926 Mar bTersedia
14003403926 Mar bRuang PengolahanTersedia
14003404926 Mar bTersedia
14003405926 Mar bTersedia

Informasi Detil

Judul Seri
-
No. Panggil
926 Mar b
Penerbit Ar-Ruzz Media : Yogyakarta.,
Deskripsi Fisik
228 p.; 20 cm.
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
978-602-7874-44-2
Klasifikasi
Sejarah&Geografi
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain




Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaXML DetailCite this