Membungkus nuansa spiritual dalam keseriusan kebanyakan akan memicu konflik. Membungkus perjalanan rohani seseorang dalam keseriusan bukan sesuatu yang menjual. Karena hanya segelintir pangsa pasarnya.

Membungkus nuansa spiritual, perjalanan rohani seseorang dalam bentuk novel adalah jalan tengah. Aman dan menghasilkan uang tentunya.

Buku ini, seperti halnya novel lain, hanyalah sebuah cerita fiksi belaka. Namun nilai-nilai dan pelajaran yang bisa diambil sangatlah dalam. Dari sudut pandang saya buku ini mencukil sebagian kisah perjalanan rohani sang penulis hingga diberikan oleh alam seorang Guru Mursyid. Pun dalam kalimat di halaman awal pembuka dijelaskan bahwasanya buku ini dipersembahkan bagi Sang Mursyid. Dengan kasih sayang Sang Mursyid buku inipun sampai ke tangan saya, dilahap habis dalam kereta kamandanu ketika perjalanan ke semarang.

Buku ini menceritakan perjalanan Aris seorang pemuda penekun dunia spritual dan kanuragan. Lengkap dengan kehidupan duniawinya yang penuh liku asmara.
Di seri pertama ini (karena cerita Aris gak tamat di satu buku ini) diceritakan Aris dan padepokan spiritualnya yang hancur di amuk massa karena ulah segelintir provokator. Aris menjadi buronan sang provokator, Aris menjalin cinta berliku.