Detail Cantuman
Advanced SearchText
Filsafat ilmu pengetahuan: filsafat, ilmu pengetahuan, dan peradaban
Gerakan pemikiran ilmiah ternyata tidak sekali jadi. Langsung terwujud layaknya "menggosok lampu Aladin". Prosesnya berlangsung di rangkaian perjalanan yang cukup panjang. Terus berlanjut tanpa henti. Ibarat rangkaian mata rantai, tetap berkesinambungan dari kurun waktu ke kurun waktu berikutnya. Berlangsung terus selama berbilang abad.
Memang di rentang perjalanan itu, acapkali pula terjadi masa-masa "paceklik". Ketika itu terjadi semacam stagnasi di berbagai kawasan tertentu. Namun, kawasan lain gerakan tersebut tetap berlangsung, bahkan tak jarang muncul temuan-temuan dan kreasi baru. Dengan demikian gerakan pemikiran ilmiah ini boleh dikatakan tidak pernah terhenti sama sekali. Gerakannya berlangsung secara estafet.
Jauh sebelum lahir dan munculnya peradaban besar Yunani kuno, gerakan-gerakan itu sudah berkembang dan menempati kedudukan sebagai "peradaban puncak". Mendahului peradaban Yunani kuno yang sempat diagung-agungkan itu. Sebagai ilustrasi, peradaban Sumerisme pernah menjadi peradaban dunia selama 5.000 tahun. Selanjutnya baru pusat peradaban berkembang ke Mesir, Mesopotamia, India, dan Tiongkok, dan baru ke Yunani.
Peradaban Yunani kuno yang terentang tahun 600-200 SM sempat menjadi pusat peradaban dunia. Namun selepas itu peradaban di Eropa mengalami kemunduran. Selama Eropa berada dalam Abad Kegelapan, tradisi keilmuan Yunani diambil alih oleh para ilmuwan Arab. Pusat peradaban berpindah ke kawasan negeri-negeri Muslim. Baru pada zaman renaissanse, melalui peradaban Islam, bangsa Eropa mengenal kembali peradaban Yunani. Gerakan ini pula yang selanjutnya mengawali lahirnya Abad Modern. Sejak abad ini pula perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi begitu pesat dan melahirkan peradaban baru.
Buku ini berisi uraian mengenai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan hubungan dengan perkembangan peradaban manusia. Selain membahas latar belakang perkembangan filsafat ilmu pengetahuan, buku ini juga ingin mengungkapkan, bahwa peradaban merupakan sebuah keniscayaan sejarah umat manusia. Bukan milik kelompok, masyarakat, atau bangsa tertentu. Oleh karena itu, buku ini pantas untuk dibaca oleh para mahasiswa yang ingin menekuni kajian filsafat ilmu pengetahuan atau filsafat ilmu.
Ketersediaan
16003089 | 121 Jal f | Perpustakaan Induk | Sedang Dipinjam (Jatuh tempo pada2017-03-04) |
16003090 | 121 Jal f | Perpustakaan Induk | Tersedia |
16003091 | 121 Jal f | Perpustakaan Induk | Tersedia |
16003092 | 121 Jal f | Perpustakaan Induk | Tersedia |
16003093 | 121 Jal f | Perpustakaan Induk | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri |
-
|
---|---|
No. Panggil |
121 Jal f
|
Penerbit | Rajawali Pers : Jakarta., 2013 |
Deskripsi Fisik |
xv, 348 p. / Bibl.
|
Bahasa |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
978-979-769-537-8
|
Klasifikasi |
121
|
Tipe Isi |
-
|
Tipe Media |
-
|
---|---|
Tipe Pembawa |
-
|
Edisi |
Revisi, Cet. 2, 2014
|
Subyek |
-
|
Info Detil Spesifik |
-
|
Pernyataan Tanggungjawab |
-
|
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain