Wudhu yang dilakukan dengan penuh kesungguhan, khusyu’, tepat, ikhlas dan kontinu, dapat menumbuhkan persepsi dan motivasi positif dan mengefektifkan coping, respons emosi positif (positive thinking), serta dapat men ghindarkan reaksi stres.
— Rehatta
Suatu hari, Junaid Al-Baghdadi sakit mata. Ia diberitahu seorang tabib, jika dia ingin sembuh, jangan sampai matanya terkena air. Alih-alih menuruti saran sang tabib, Junaid justru berwudhu, membasuh muka dan matanya, shalat, kemudian tidur. Anehnya, matanya malah sembuh.
Esok harinya, ketika sang tabib tahu bahwa mata Junaid sembuh, ia bertanya, “Apa yang telah engkau lakukan?”“Aku berwudhu, membasuh muka dan mataku, lalu shalat!”, jawab Junaid. Mendengar penuturan Junaid, sang tabib, yang pada mulanya beragama Nasrani, pun masuk Islam. Dia berkata, “Itu obat dari Tuhan yang menciptakan sakitmu. Dia pulalah yang menciptakan obatnya. Sebenarnya akulah yang sakit, yaitu sakit mata hatiku, dan akhirnya Junaidlah tabibnya, yang bisa menyembuhkan sakitku.
Ini hanya salah satu kisah nyata tentang manfaat wudhu bagi kesehatan. Masih banyak lagi cenita tentang penyakit yang sembuh dengan wudlu. Buku ini mendeskripsikan secara rinci perihal: misteri perintah wudlu, kemujarabannya dalam menyembuhkan penyakit biologis, dan keampuhannya dalam menjaga stabilitas psikologis. PRAKT IK DENGAN BENAR, ANDAAKAN MERASAKAN MANFAATNYA