Image of Arus tradisi tadwin hadis dan historiografi islam: kajian lintas aliran

Text

Arus tradisi tadwin hadis dan historiografi islam: kajian lintas aliran



Referensi Islam paling otentik setalah al-Quran adalah al-Hadis. Sejarahnya, pengumpulan dan pembukuan (tadwin) hadis menjalani fase-fase panjang dan pelik, juga disertai kontroversi. Kontroversi itu akan bertambah komplit bila ditarik pada aliran-aliran yang ada dalam Islam, terutama Sunni, Syi’ah, Khawarij, dan aliran-aliran lainya. Tiap aliran mempunyai  tradisi tadwin hadis sendiri-sendiri. Ideologi dan politik menjadi faktor utama dalam perbedaan itu. Misalnya, ulama Sunni cenderung mendiamkan tadwin hadis golongan Syi’ah, begitu pula sebaliknya. Pendiaman ini bukan terjadi secara kebetulan melainkan atas dasar pertimbangan otoritas, referensi, epistemologi, dan ideologi.
Dinamika proses tadwin hadis banyak memberikan kontribusi nyata pada penulisa sejarah (historiografi) Islam. Pengaruh ini sangat penting diungkapkan karena selama ini ada asumsi  bahwa historiografi Islam dipengaruhi budaya luar Islam semata. Maka, buku yang disusun oleh Dr, Saifuddin, M.Ag. ini sangat pas untuk menguak tradisi tadwin hadis dan historiografi Islam dengan kajian lintas aliran sekaligus menepis anggapan bahwa pengaruh itu tidak benar. Nyata, kontribusi itu tidak hanya terbatas pada penyediaan materi penulisan sejarah Islam dalam bentuk biografi (sirah) dan ekspedisi meliter (maghazy), akan tetapi yang lebih prioritas adalah menyangkut metode pengumpulan sumber, metode kritik sumber, dan cara penyusunan karya Islam.
Buku yang cukup tebal ini menyajikan arus tradisi pengumpulan dan pembukuan (kompilasi dan kodifikasi) hadis dengan komprehensif, lengkap dengan historiografi Islam lintas aliran. Buku ini menjelaskan relasi antara tadwin hadis dan historiograsi Islam dalam tinjaun konseptual. Dengan buku ini, akan menemukan konsep dan bentuk dasar tadwin serta perkemabangan historiografi Islam yang lebih cemerlang. Bahkan cikal-bakal historiografinya terungkap dengan jelentreh. Serta bisa tahu, bahwa  sejumlah sahabat memiliki penguasaan yang baik di bidang fikih (hadis hukum), sementara yang lainnya dianggap ahli di bidang maghazy (hadis historis), dll. Mereka tampak hati-hati dan kritis terhadap hadis-hadis hukum, dan sebaliknya agak longgar ketika mengahadapi hadis-hadis historis (hal. 65). Sikap ini bukan bentuk diskriminasi, karena pada realitanya mereka telah menghimpun hadis-hadis hukum, sirah, dan maghazy sekaligus.
Berikutnya, menelaah ulang sejarah tadwin hadis dalam perspektif lintas aliran. Periode permulaan, tradisi tulis-menulis di Jazirah Arabia mengenai awal dokumentasi hadis tertulis. Yang kemudian muncul shahifah-shahifah sahabat yang menyikapi terhadap dokumentasi tersebut. Di antaranya, Shahifat Ibn Jubair, Shahifat Sulaiman Ibnu Qais al-Yasykury, Shahifat Muhammad Ibn ‘Aly Ibn Abi Thalib Ibn al-Hanafiyyah, Kitab Muhammad Ibn ‘Aly al-Baqir, Musnad Imam Zaid, dan Shahifat Hammad Ibn Munabbih. Berbeda dengan periode tabiin, mereka melangkah ke dokumentasi tertulis hadis secara resmi dan publik. Hal ini berlangsung di era Umar Bin Abdul Aziz.
Pada periode Atba’ al-Tabiin lahir karya-karya hadis yang sistematis. Bahkan, kajian ini bisa menemukan karakterisitik tadwin hadis dan kompilasi-kompilasi hadis dari generasi itu. Nah, pada periode Atba’ Atba’ al-Atbiin muncul kitab-kitab hadis utama kalangan Sunni. Kodifikasi hadis sepanjang periode ini banyak mengalami perkembangan. Sebab, telah dilakukan pemilihan atau pemisahan antara hadis Nabi dengan pendapat-pendapat  para sahabat, dan fatwa-fatwa tabiin. Juga, sudah mulai ada perhatian terhadap penjalasan tentang kesahihan dan kedaifannya.
Puncak keemasan perjalanan historis kompilasi-kompilasi hadis dicapai pada generasi Atba’ Atba’ al-Tabiin. Khususnya, Ahl Sunnah Wal Jamaah. Hal ini ditandai dengan lahirnya enam kitab utama yang dikenal dengan al-Kitabu al-Sittah. Yakni, Shahih al-Bukhari (W. 256 H), Shahih Muslim (W. 261 H), Sunan Abi Dawud (W. 275 H), Jami’ al-Tarmidziy (W. 279 h), Sunan al-Nasa’iy (W. 303 H), dan Sunan Ibn Majah (W. 273). Masih banyak kitab-kitab hadis lainnya yang semasa dengan itu.
Kemudian, telaah konstruksi metodologis tadwin hadis dalam perspektif Sunnah-Syi’ah. Secara metodologis, langkah pertama yang dilakukan adalah pegumpulan hadis (Jami’ al-Hadis) atau meminjam terminologi pakar sejarah dikatakan dengan pengumpulan sumber (Jam’ al-Ushul) atau heuristik. Kajian metodelogi pengumpulan sumber hadis dan jejak peninggalan hadis ini dilakukan oleh ahli sejarah dan juga ahli hadis. Pakar sejarah menempuh cara yang bersifat teoritis sedangkan pakar hadis secara praktis, juga telah menempuh langkah yang sama (dengan pakar sejarah). Dan penjelasan mengenai kinerja para ahli hadis dalam perjalanan ilmiah mencari hadis.
Lalu, bagaimana kontribusi tadwin hadis dalam arus perkembangan historiografi Islam. Pelacakan kontribusi ini difokuskan pada empat lemen penting. Yaitu, kontribusi literatur hadis sebagai sumber informasi historiografi Islam, metode pengumpulan hadis terhadap historiografi Islam, metode kritik hadis terhadap historiografi Islam, dan metode penyusunan kitab hadis terhadap historiografi Islam.
Begitu lihai Dr. Syaifuddin, M.A.g. dalam menyampaikan gagasan-gagasan arus tradisi tadwin hadis dan historiografi Islam, hingga jabaran-jabaran dalam buku ini mudah dimengerti. Buku hadir dengan pengjelasan yang sarat referensi dan dengan kajian lintas aliran. Pencerahan-pencerahan seperti ini memang sangat signifikan dalam diskursus keagamaan (Islam) untuk melepas fanatisme dan menemukan intelegensi religi yang komprehensif kualitatif.


Ketersediaan

140005382x2 Sai aTersedia
140005392x2 Sai aTersedia
140005402x2 Sai aRuang PengolahanTersedia
140005412x2 Sai aTersedia
140005422x2 Sai aRuang PengolahanTersedia

Informasi Detil

Judul Seri
-
No. Panggil
2x2 Sai a
Penerbit pustaka pelajar : Yogyakarta.,
Deskripsi Fisik
xvii, 55op.; 23cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
978-602-229-003-2
Klasifikasi
NONE
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain




Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaXML DetailCite this