Naluri dan nurani kemanusiaan sepakat meyakini bahwa ajaran agama pasti membawa berkah, dan menumbuhkan kebaikan, bahkan kesejahteraan semesta. Namun, dalam kenyataannya, fakta objektif menunjukkan bahwa pelaksanaan ajaran tersebut, khususnya oleh umat Islam masa kini, sangat berbeda, jika tidak mengecewakan, dengan komunitas awal pemeluk Islam. Islam ideal ternyata tidak selamanya sama dengan Islam faktual. Kesenjangan objektif inilah yang menjadi sumber kepedulian kontroversial tersebut di atas. Sudah barang tentu, baik dalam pandangan umat pemeluk ajaran agama, atau pengamat dari luar, selalu terdapat harapan agar kesenjangan itu segera dapat diatasi, sehingga praktik keberagamaan benar-benar mampu memberi manfaat, seperti telah dilakukan oleh para pendahulu.

Buku ini merupakan sebuah respons atas kesenjangan tersebut dan sekaligus upaya untuk mengurangi, kalaupun belum menghapuskannya. Terkait dengan hal ini, penulis menawarkan kajian yang menguji materi dan prosedur pelaksanaan muatan ajaran keagamaan dalam Islam. Target yang dituju adalah produk dan praktik keberagamaan yang memiliki kualitas sama dengan uswah hasanah yang dilakukan Rasulullah namun dalam konteks kekinian. Lebih lanjut, dikemukakan bahwa target tersebut baru terpenuhi jika Ilmu Islam telah melakukan pergeseran sistem paradigma yang selama ini menjadi basis metodologisnya.