Ibarat air yang mengalir, pemikiran pendidikan Islam dari para tokoh Muslim terdahulu perlu terus dibaca dan dipelajari oleh generasi berikutnya sebagai warisan intelektual yang tak pernah kering. Faktual, bahwa khazanah intelektual Muslim terdahulu merupakan kontinuitas yang perlu dijaga agar dapat diketahui identitas historis pendidikan Islam secara utuh. Sebaliknya, memutus mata rantai kesinambungan pemikiran mereka akan berakibat missing link, dan pada akhirnya berarti tidak menghargai jerih payah mereka yang telah berjasa mencari jalan keluar bagi permasalahan yang mereka hadapi sesuai dengan konteks zamannya. Upaya kritik, rethinking, pengembangan dan pembaharuan pendidikan Islam harus tetap kita lakukan, semisal air yang mengalir disertai riak gelombang, darinya muncul aliran baru.
Buku ini menyajikan review kritis terhadap munculnya berbagai aliran pemikiran Islam, mulai dari aliran politik, kalam, fiqh, falsafah, tasawuf, hingga pendidikan. Beberapa tokoh pendidikan Islam masa klasik dan modern, semisal al-Qabisi, ibn Sina, al-Ghazali, ibn Khaldun, Muhammad Abduh,  al-Abrasyi, dan Fazlur Rahman, diketengahkan dalam pembahasan buku ini sebagai refleksi dari hasil peradaban (hadharah) Islam yang diharapkan dapat memberikan pencerahan bagi para mahasiswa dan umat Islam pada umumnya